UNIVERSITAS TAMA
JAGAKARSA
Jl. Letjen TB.
Simatupang No 152 Tanjung Barat Jakarta Selatan
Telp :
(021)7890634-7890965, Fax.7890966
Nama : Andiani
NPM : 13320038
Prodi : Akuntansi S1 Pagi
Pendokumentasian Sistem Informasi Akuntansi
Pengertian
Dokumentasi Menurut Para Ahli
Dokumen adalah
kumpulan data yang berbentuk nyata dan diperoleh
berdasarkan sistem pengelolaan data yang disebut dengan proses dokumentasi.
Tanpa adanya dokumentasi, data tersebut tidak akan menjadi sebuah dokumen yang
real.
Dan menurut para ahli, dokumentasi
adalah proses yang dilakukan secara sistematis mulai dari pengumpulan hingga
pengelolaan data yang menghasilkan kumpulan dokumen.
Dokumentasi itu sendiri tujuannya
adalah untuk memperoleh dokumen yang dibutuhkan berupa keterangan dan hal-hal
yang membuktikan adanya suatu kegiatan yang didokumentasikan.
Proses dokumentasi dilakukan
melalui beberapa tahapan penting untuk mendapatkan kumpulan data yang nantinya
menjadi sebuah dokumen. Tahapan dokumentasi tersebut diantaranya adalah :
·
Mencari dan mencatat data sebanyak-banyaknya,
·
Mengumpulkan data tersebut menjadi satu
kesatuan,
·
Mengolah dan memproduksinya dalam bentuk
dokumen,
·
Membagi dan menyebarluaskan dokumen
hasil proses dokumentasi kepada pihak-pihak yang diperkenankan dan mempunyai
kepentingan tertentu,
·
Mengamankan dan menyimpan keseluruhan
dokumen yang telah dibuat agar terpelihara dengan baik bila sewaktu-waktu
dibutuhkan kembali.
Pengertian
Dokumen
Dokumentasi
adalah kumpulan dari dokumen-dokumen. Dokumen dokumen dalam dokumentasi sistem informasi akuntansi berisi
tulisan berbentuk uraian (narative), formulir, flowchart, diagram dan tulisan
lainya menjelaskan bagaimana sistem bekerja.
Dan
perlu diketahui, dokumentasi dapat menghasilkan beberapa jenis dokumen yang
berbeda dan sesuai dengan tingkat kebutuhan masing-masing pihak yang melakukan
proses dokumentasi tersebut.
Jenis dokumen terdiri dari dokumen
primer, sekunder dan tersier. Dalam sebuah perusahaan dan lembaga penting,
seluruh kegiatan dokumentasi harus selalu dilakukan agar menghasilkan ketiga
jenis dokumen tersebut. Bahkan untuk kepentingan pribadi, dokumentasi juga
diperlukan untuk mengoleksi dokumen yang sifatnya pribadi, seperti foto,
barang-barang antik dan lain sebagainya.
Informasi yang terkandung dalam
dokumentasi harus dapat menjelaskan tentang apa, siapa, kapan, dimana, mengapa
dan bagaimana data dimasukkan, diproses, disimpan, informasi dikeluarkan serta
didistribusikan, dan sistem dikendalikan.
Karena diagram dapat
merespresentasikan ribuan kata maka para pengembang sistem informasi akuntansi
lebih suka menggunaka diagram seperti flowchart, Data flow
digram, Entiti Relationsiptori adalah tempat dimana dokumen-dokumen/dokumentasi,
program yang berklaiatan dengan aplikasi dan projek disimpan.
Tempat penyimpanan dokumen ini sangat
membantu seorang analisis sistem untuk selalu dapat berhubungan dengan sistem
informasi akuntansi suatu perusahaan baik secara keseluruhan atau perbagian
secara mendetail.
Data
Flow Diagram (DFD)
Pengertian
DFD
Diagram Alir Data (DAD) atau Data Flow Diagram (DFD) adalah suatu
diagram yang menggunakan notasi-notasi untuk menggambarkan arus dari data
sistem, yang penggunaannya sangat membantu untuk memahami sistem secara logika,
tersruktur dan jelas.
DFD
merupakan alat bantu dalam menggambarkan atau menjelaskan sistem yang sedang
berjalan logis. DFD ini sering disebut juga dengan nama Bubble chart, Bubble
diagram, model proses, diagram alur kerja, atau model fungsi.
Tujuan
DFD
1. Untuk
menunjukan proses yang dijalankan data dalam sistem
2. Memberikan indikasi mengenai
bagaimana data ditransformasi pada saat data bergerak melalui sistem
3. Menggambarkan fungsi-fungsi
(dan sub fungsi) yang mentransformasi
aliran data
Manfaat
DFD
1. Data
Flow Diagram (DFD) adalah alat pembuatan model yang memungkinkan profesional
sistem untuk menggambarkan sistem sebagai suatu jaringan proses fungsional yang
dihubungkan satu sama lain dengan alur data, baik secara manual maupun
komputerisasi.
2. DFD
ini adalah salah satu alat pembuatan model yang sering digunakan, khususnya
bila fungsi-fungsi sistem merupakan bagian yang lebih penting dan kompleks dari
pada data yang dimanipulasi oleh sistem. Dengan kata lain, DFD adalah alat
pembuatan model yang memberikan penekanan hanya pada fungsi sistem.
3. DFD
ini merupakan alat perancangan sistem yang berorientasi pada alur data dengan
konsep dekomposisi dapat digunakan untuk penggambaran analisa maupun rancangan
sistem yang mudah dikomunikasikan oleh profesional sistem kepada pemakai maupun
pembuat program.
Diagram
arus adata menggunakan simbol untuk menandakan sebuah proses, sumber data dan
intitas dalam sebuah sistem. Pemakai utumanya adalah analisis sistem dan
perancang sistem.
Diagram
Arus Data digunakan oleh analis sistem untuk mendokumentasikan perancang logis
sistem guna mendokumentasikan perancang logis sistem guna membantu pengguna
memahami proses kerja sistem. Penggunaan diagram arus data bertujuan untuk
memisahkan secara jelas proses logis dari sistem analis dari proses fisik dari
perancangan sistem.
Data
Flow Diagram
Definisi
DFD (DAD)
Diagram Arus Data (Data Flow
Diagram) adalah diagram yang menggunakan notasi-notasi untuk menggambarkan arus
dari data sistem.
Biasanya digunakan untuk
menggambarkan suatu sistem yang telah ada atau yang akan dikembangkan secara
logika, tanpa mempertimbangkan lingkungan fisiknya.
Bentuk
DFD
1. DFD
Fisik (Physical Data Flow Diagram)
Biasanya digunakan untuk
menggambarkan sistem yang sudah ada (sistem yang lama).
2. DFD
Logika (Logical Data Flow Diagram)
Biasanya digunakan
untuk menggambarkan suatu sistem yang akan diusulkan (sistem yang baru).
DFD Fisik
Ditekankan pada bagaimana
proses-proses dari sistem diterapkan (cara, oleh, dan dimana), termasuk
proses-proses manual.
DFD fisik harus memuat :
1. Proses-proses
manual juga digambarkan
2. Nama
arus data menunjukkan fakta penerapannya seperti nomor formulir dan medianya
(misalnya : Telpon, surat)
3. Data
store dapat berupa non-komputer
4. Nama
data store harus sesuai penerapannya
5. Proses
harus menunjukkan nama dari pemroses
DFD
Logika
Tidak menekankan pada bagaimana
sistem diterapkan, tetapi hanya pada logika dari kebutuhan-kebutuhan sistem,
yaitu proses-proses apa yang dibutuhkan. Sistem yang diusulkan belum tentu
dipakai, jadi biasanya digambarkan secara logika dulu. Untuk sistem
terkomputerisasi, biasanya proses-proses yang digambarkan berupa proses-proses
komputer saja.
Kebaikan
DFD
1. Dapat
menggambarkan sistem secara terstruktur dengan memecah-mecah menjadi level
lebih rendah
2. Dapat
menunjukkan arus data di sistem
3. Dapat
menggambarkan proses paralel di sistem
4. Dapat
menunjukkan simpanan data
5. Dapat
menunjukkan kesatuan luar
Keterbatasan
DFD
1. DFD
tidak menunjukkan faktor perulangan (Loop)
2. DFD
tidak menunjukkan proses keputusan (Decision)
3. DFD
tidak menunjukkan proses perhitungan
Pedoman
Menggambar DFD
1. Identifikasi
terlebih dulu semua external entity.
2. Identifikasi
semua input dan output yang terlibat dengan external entity
3. Gambarlah
terlebih dulu suatu Diagram Konteks (Context Diagram), kemudian Overview
Diagram (Level 0) dan terakhir dibuat diagram rinci (level 1, 2 dst)
4. Untuk
memudahkan, buatlah bagan berjenjang untuk semua proses yang ada di sistem terlebih
dulu.
Tingkatan
DFD
1. Diagram
Konteks (Context Diagram)
2. Diagram
Nol/O (Overview Diagram/Level O)
3. Diagram
Rinci
Diagram Konteks (Context Diagram)
Pendekatan terstruktur ini mencoba
menggambarkan sistem pertama kali secara garis besar. Context diagram hanya
mengandung satu (1) proses saja yg diberi nomor proses 0. Mewakili seluruh
proses dari sistem dan menggambarkan hubungan input/output antara sistem dengan
dunia luarnya (external entity).
Diagram Nol/0 (Overview
Diagram/Level 0)
Sebelum membuat DAD level 0,
terlebih dulu buatlah Bagan Berjenjang (Hierarchy Chart) yang menggambarkan
level proses-proses dalam DFD. DAD level 0 menguraikan proses yang ada pada
Diagram Konteks menjadi beberapa proses yang lebih kecil. Proses diberi nomor 1,
2, dst.
Diagram Rinci
Menguraikan proses-proses yang ada
di dalam Diagram Level 0 menjadi proses-proses yang lebih rinci. Ada proses
yang masih dapat dipecah dan ada proses yang sudah tidak dapat dipecah. Proses-proses
diberi nomor sesuai nomor proses sebelumnya (pada Level 0) misal 2.1, 2.2, 3.1,
dst. Diagram Rinci merupakan level-level selanjutnya dan biasa disebut Level 1,
Level 2, dst (Kalau ada). Setelah digambarkan masing-masing level rinci, maka
semua DAD ini dapat digabung dalam satu diagram.
Penomoran
Level Pada DFD
Nama Level
|
Nomor Proses
|
Digram konteks
|
Tidak ada
|
Diagram 0
|
1.0 2.0 3.0
|
Diagram Level 1
|
1.1 1.2 1.3
|
Diagram Level 1
|
2.1 2.2 2.3 2.4
|
Diagram Level 1
|
3.1 3.2 3.3
|
Diagram Level 2
|
1.1.1 1.1.2
1.1.3 1.1.4
|
Diagram Level 2
|
2.1.1 2.1.2
2.1.3 2.1.4
|
Diagram Level 2
|
3.1.1 3.1.2
3.1.3
|
Dst….
|
Tidak ada komentar:
Posting Komentar